Indonesia memiliki luas hutan yang tak terkira, dan itu adalah aset kekayaan hayati yang luar biasa. Diantara jutaan tumbuhan di hutan-hutan Indonesia, tumbuh pula ganoderma, sejenis jamur yang dapat merusak pohon dan berbagai tanaman pertanian lainnya.

Di Sumatera yang kaya akan tanaman akasia dan kelapa sawit, kerusakan hutan tanaman industri yang diakibatkan oleh jamur  ganoderma mencapai  3 – 26 %. Bila dibiarkan angka ini tentu bisa terus bertambah.

Prihatin, penasaran dan terpanggil  akan tanggung jawab sebagai ilmuwan, Prof. Dr. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, MSc, salah seorang Guru Besar Universitas Gajah Mada, yang akrab dipanggil Prof. Wiwik,  memfokuskan diri untuk meneliti jamur pengganggu ini. Tak terasa penelitian telah berjalan selama 14 tahun dengan progres yang semakin hari semakin nampak hasilnya. Keseriusannya tersebut menuai perhatian dan kekaguman dari banyak pihak. Tanpa ragu Tanoto Foundation memberi penghargaan berupa dana riset untuk tiga tahun yang diterimanya pada Maret 2007 lalu. Dana tersebut merupakan bagian dari program Tanoto Professorial Research Award.

Prof. Wiwik menyebut Tanoto Foundation sebagai lembaga yang punya visi dan misi sangat baik. “Konsistensinya pada dunia pendidikan sangat nyata. Rasanya tak banyak yang memperhatikan pentingnya sebuah penelitian. Di negara maju penelitian sangat didukung, dan di Indonesia… alhamdulillah, ada Tanoto Foundation.

Secara pribadi Prof. Wiwik menyatakan terimakasihnya kepada Tanoto Foundation untuk penghargaan yang telah diberikan. “Saya berharap akan semakin banyak ilmuwan Indonesia yang  memperoleh penghargaan dan dukungan dana penelitian tersebut. Karena akan memacu semangat kami para peneliti terutama generasi muda untuk mengembangkan dunia riset dan teknologi bidang apa saja, khususnya pertanian dan kehutanan. Sebab hutan adalah masa depan keberlangsungan hidup manusia. Lagi pula, kita ini kan dasarnya negeri agraris lho. Jangan lupa itu,” ucapnya sambil tersenyum.